solusi kebidanan
Minggu, 10 Juni 2012
Kamis, 17 Mei 2012
JADWAL PMB
Gelombang I
a. Pendaftaran tanggal 1 maret s/d 17 juni 2012
b. Tes tulis tgl. 18 juni 2012
c. tes wawancara dan kesehatan 19-20 juni 2012
d. Pemgumuman tgl. 25 juni 2012
e. Daftar ulang yang dinyatakan Lulus tgl 26-16 juli 2012
Gelombang II
a. Pendaftaran tanggal 18 juni s/d 2 september 2012
b. Tes tulis tgl. 3 september 2012
c. tes wawancara dan kesehatan 4-5 september 2012
d. Pemgumuman tgl. 8 september 2012
e. Daftar ulang yang dinyatakan Lulus tgl 8-15 september 2012
Memulai perkuliahan tanggal 17 september 2012
a. Pendaftaran tanggal 1 maret s/d 17 juni 2012
b. Tes tulis tgl. 18 juni 2012
c. tes wawancara dan kesehatan 19-20 juni 2012
d. Pemgumuman tgl. 25 juni 2012
e. Daftar ulang yang dinyatakan Lulus tgl 26-16 juli 2012
Gelombang II
a. Pendaftaran tanggal 18 juni s/d 2 september 2012
b. Tes tulis tgl. 3 september 2012
c. tes wawancara dan kesehatan 4-5 september 2012
d. Pemgumuman tgl. 8 september 2012
e. Daftar ulang yang dinyatakan Lulus tgl 8-15 september 2012
Memulai perkuliahan tanggal 17 september 2012
Info Pendaftaran :
1. Mengisi formulir pendaftaran dan biaya pembayaran:
jalur PMDK = Rp. gratis
Gelombang 1 = Rp. 150.000
Gelombang 2 = Rp. 200.000
2. menyerahkan fotocopy ijazah terakhir 2 lembar yang dilegalisir ( atau surat keterangan lulus apabila belum menerima ijazah ).
3. menyerahkan Pas Foto berwarna ukuran 2x3 (2 lembar) dan 3x4 (1 lembar)
4. bagi mahasiswa yang dari PT sejenis dan untuk program B (non Reg) harus melampirkan transkip nilai.
5. jalur PMDK dinyatakan lulus tanpa mengikuti Tes Tulis / Akademik namun namun tetap harus mengikuti Tes kesehatan.
6. Tinggi badan minimal.
- Untuk wanita 150 cm ( DIII kebidanan, S1 keperawatan )
- Untuk laki-laki 155 cm
1. Mengisi formulir pendaftaran dan biaya pembayaran:
jalur PMDK = Rp. gratis
Gelombang 1 = Rp. 150.000
Gelombang 2 = Rp. 200.000
2. menyerahkan fotocopy ijazah terakhir 2 lembar yang dilegalisir ( atau surat keterangan lulus apabila belum menerima ijazah ).
3. menyerahkan Pas Foto berwarna ukuran 2x3 (2 lembar) dan 3x4 (1 lembar)
4. bagi mahasiswa yang dari PT sejenis dan untuk program B (non Reg) harus melampirkan transkip nilai.
5. jalur PMDK dinyatakan lulus tanpa mengikuti Tes Tulis / Akademik namun namun tetap harus mengikuti Tes kesehatan.
6. Tinggi badan minimal.
- Untuk wanita 150 cm ( DIII kebidanan, S1 keperawatan )
- Untuk laki-laki 155 cm
Kamis, 03 Mei 2012
Kamis, 26 April 2012
KESEHATAN REPRODUKSI
Problem Kesehatan Reproduksi Remaja
Terdapat indikasi pada remaja - baik di perkotaan maupun perdesaan - yang menunjukkan meningkatnya perilaku seks pra-nikah. Namun, menarik dipertanyakan adalah apakah mereka memahami resiko-resiko seksual yang menyertainya? Berdasarkan studi di 3 kota Jawa Barat (2009), perempuan remaja lebih takut pada resiko sosial (antara lain: takut kehilangan keperawanan/ virginitas, takut hamil di luar nikah karena jadi bahan gunjingan masyarakat) dibanding resiko seksual, khususnya menyangkut kesehatan reproduksi dan kesehatan seksualnya.
Padahal kelompok usia remaja merupakan usia yang paling rentan terinfeksi HIV/AIDs dan Penyakit Menular Seksual (PMS) lainnya. Bahkan, dalam jangka waktu tertentu, ketika perempuan remaja menjadi ibu hamil, maka kehamilannya dapat mengancam kelangsungan hidup janin/bayinya.
Pada dasarnya, kerentanan perempuan, bukan hanya karena faktor biologisnya, namun juga secara sosial dan kultural kurang berdaya untuk menyuarakan kepentingan/haknya pada pasangan seksualnya demi keamanan, kenyamanan, dan kesehatan dirinya. Kepasifan dan ketergantungan sebagai karakter feminin yang dilekatkan pada perempuan juga melatari kerentanan tersebut. Faktor ekonomi juga mengkondisikan kerentanan perempuan.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengkompilasi, masalah kesehatan reproduksi remaja yang telrjadi di seluruh dunia, yang dapat menjadi bahan pembanding untuk masalah yang sama di Indonesia, atau asumsi kejadian di Indonesia bila belum tersedia datanya.
Indikator-indikator untuk masalah kesehatan reproduksi dipresentasikan pada bagian ini. Informasi mengenai masalah kesehatan reproduksi, selain penting diketahui oleh para pemberi pelayanan kesehatan, pembuat keputusan, juga penting untuk para pendidikan dan penyelenggara program bagi remaja, agar dapat membantu menurunkan masalah kesehatan reproduksi remaja.
Di Indonesia Kualitas Kesehatan Reproduksi Masih Rendah
Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah, Noordjannah Djohantini, membuka kegiatan Pelatihan Motivator Kesehatan Reproduksi yang digelar oleh Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sulsel di Gedung Serbaguna Aisyiyah Sulsel Jl Jend M Yusuf, Rabu (14/12/2011).
Noordjannah menjelaskan, angka kematian Ibu melahirkan di Indonesia masih tergolong cukup tinggi yaitu 228 versi Pemerintah dan 407 per 100.000 kelahiran versi laporan lembaga independen dunia. “Tingginya angka kematian Ibu tersebut menunjukkan rendahnya kualitas kesehatan reproduksi di Indonesia,” ujar Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini.
Noordjannah menambahkan bahwa keprihatinan itulah yang membuat Aisyiyah menyelenggarakan training motivator kesehatan reproduksi, sebagai bentuk pengamalan spirit Al-Ma’un yang merupakan ruh kelahiran Aisyiyah. “Ilmu Amaliah dan amal-ilmiah itulah etos persyarikatan Muhammadiyah,” katanya.
Ia mengatakan, Aisyiyah sejak awal berdirinya mempunyai komitmen terhadap berbagai masalah yang berkaitan dengan peningkatan derajat kesehatan reproduksi perempuan. “Misalnya selama ini kami telah menginisiasi kehadiran Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA), Rumah Sakit Bersalin, sampai perguruan tinggi kesehatan,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sulsel, Nurhayati Azis menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu program kepedulian terhadap dunia kesehatan yang digalakkan oleh Aisyiyah Sulsel, selain program Pemberantasan Tuberkulosis (TB).
Tips Menjaga Kesehatan Reproduksi
MONDAY, 27 FEBRUARY 2012
Total View : 1257 times
Keputihan, kanker serviks, kanker rahim, infeksi saluran reproduksi maupun infeksi menular sexual menjadi keluhan bagi banyak wanita. Merebaknya penyakit ini tak lepas dari ketidaktahuan dan ketidakpedulian masyarakat mengenai kesehatan reproduksi. Belum lagi masih ada saja orang yang sungkan untuk memeriksakan kesehatan reproduksi jika memiliki keluhan hanya karena malu. Padahal berbagai keluhan ini sampai timbulnya penyakit mematikan seperti kanker dapat dicegah dengan menjaga kesehatan reproduksi secara benar.
Banyak hal sederhana yang dapat Anda lakukan untuk menjaga kesehatan reproduksi, di antaranya adalah:
- Mencuci alat kelamin dengan benar.
- Setelah buang air, cucilah tangan dengan sabun atau larutan PK.
- Setelah buang air besar, siramkan air dari arah depan (kemaluan) ke belakang (anus) dan jangan sebaliknya.
- Hindari penggunaan sabun bersoda tinggi di wilayah vagina. Jika ingin menggunakan, sebaiknya gunakan sabun yang lunak (dengan pH 3,5).
- Hindari penggunaan cairan kimia pewangi/cairan khusus pembersih vagina karena akan mengganggu keseimbangan flora dalam vagina. Bila terlalu sering dipakai justru akan membunuh bakteri baik dalam vagina yang selanjutnya akan memicu timbulnya jamur. Akibatnya, muncul gatal-gatal atau keluhan di daerah organ intim.
- Keringkan wilayah vagina dengan handuk bersih, lembut dan kering. Jangan digosok-gosok.
- Gantilah celana dalam minimal dua kali sehari.
- Pilih celana dalam dari bahan katun yang mudah menyerap keringat.
- Hindari memakai celana jeans yang terlalu ketat di wilayah selangkangan.
- Di waktu haid, gantilah pembalut setiap kali terasa telah basah atau lebih dari 3 jam, dan cucilah vagina terlebih dahulu setiap kali akan mengganti pembalut. Pilihlah pembalut yang tidak mengandung gel, sebab gel dalam pembalut kebanyakan dapat menyebabkan iritasi dan timbulnya rasa gatal.
- Gantilah pembalut setiap habis buang air, meskipun tampak masih bersih ketika haid telah hampir selesai.
- Sebelum menggunakan toilet umum, siram dahulu (flushing) toilet dalam kondisi tertutup. Setelah selesai buang air, tutup dahulu tutup toilet baru disiram. Hindari menggunakan air yang berada di bak atau ember. Menurut penelitian, air yang tergenang di toilet umum mengandung 70% jamur candida albicans (penyebab keputiha dan rasa gatal pada vagina). Sedangkan air yang mengalir dari keran di toilet umum mengandung kurang lebih 10-20% jamur yang sama.
- Jangan pernah menyemprotkan minyak wangi ke dalam vagina.
- Pemakaian pantyliner tidak dianjurkan setiap hari. Pantyliner sebaiknya hanya digunakan pada saat keputihan banyak keluar, dan sebaiknya jangan memilih pantyliner yang berparfum karena dapat menimbulkan iritasi kulit. Daripada memakai pantyliner setiap hari, lebih baik membawa celana dalam untuk ganti.
Selain melakukan hal-hal tersebut di atas, kita juga dapat memantau kesehatan vagina dengan cara:
- Perhaikan cairan vagina; cairan vagina dihasilkan oleh setiap wanita, terutama yang telah mengalami menstruasi. Bentuk cairan ada yang kental dan ada yang cair. Bila cairan itu berwarna bening, cair, tidak beraroma dan tidak gatal, tandanya vagina dalam kondisi sehat. Namun bila cairan itu kental, berwarna kuning, hijau atau pekat dan beraroma tidak enak, besar kemungkinan vagina sedang mengalami infeksi.
- Lakukan pemeriksaan secara rutin; raba dan perhatikan vagina. Bila ada benjolan pada bagian-bagian tertentu, segera periksakan diri ke dokter. Bisa saja terjadi penyunbatan pada saluran disebabkan oleh infeksi. Perhatikan dengan menggunakan cermin, kelebihan berat tubuh dapat mempengaruhi warna pada vagina, demikian juga dengan usia. Semakin gemuk atau semakin meningkatnya usia, warnanya juga akan semakin gelap.
- Perhatikan saat membersihkan; membersihkan vagina memerlukan trik khusus agar kuman yang ada di bagian belakang dekat anus tidak berpindah ke bagian depan. Bersihkan vagina dari bagian depan ke belakang. Jangan melakukannya berulang-ulang karena tetap saja kuman dapat berpindah. Bila ingin mengulangnya, cuci tangan beberapa kali baru melakukannya sekali lagi. Demikian juga saat mengeringkannya. Lakukan dengan menggerakkan tangan dari bagian depan ke belakang dan bila ingin mengulanginya lagi, lipat kain pengeringnya agar tidak mengulang di tempat yang sama.
- Jangan obati sendiri; bila Anda mengalami gejala-gejala infeksi pada vagina, jangan langsung mengobati sendiri dengan membeli obat bebas di apotek. Anda lebih baik pergi dan periksa ke dokter agar mendapatkan diagnosa yang tepat. Jangan sembarangan mengkonsumsi obat tanpa petunjuk dokter bila tidak ingin mengalami efek samping yang justru merugikan diri sendiri.
Sumber : kesehatanreproduksi
|
| |
Langganan:
Postingan (Atom)