Kamis, 17 Mei 2012

Sistem Komunikasi dan Informasi Komputer

JADWAL PMB


Gelombang I
a. Pendaftaran tanggal 1 maret s/d 17 juni 2012
b. Tes tulis tgl. 18 juni 2012
c. tes wawancara dan kesehatan 19-20 juni 2012
d. Pemgumuman tgl. 25 juni 2012
e. Daftar ulang yang dinyatakan Lulus tgl 26-16 juli 2012

Gelombang II
a. Pendaftaran tanggal 18 juni s/d 2 september 2012
b. Tes tulis tgl. 3 september 2012
c. tes wawancara dan kesehatan 4-5 september 2012
d. Pemgumuman tgl. 8 september 2012
e. Daftar ulang yang dinyatakan Lulus tgl 8-15 september 2012

Memulai perkuliahan tanggal 17 september 2012

Info Pendaftaran :
1. Mengisi formulir pendaftaran dan biaya pembayaran:
    jalur PMDK  = Rp. gratis
    Gelombang 1 = Rp. 150.000
    Gelombang 2 = Rp. 200.000
2. menyerahkan fotocopy ijazah terakhir 2 lembar yang dilegalisir ( atau surat keterangan lulus apabila belum menerima ijazah ).
3. menyerahkan Pas Foto berwarna ukuran 2x3 (2 lembar) dan 3x4 (1 lembar)
4. bagi mahasiswa yang dari PT sejenis dan untuk program B (non Reg) harus melampirkan transkip nilai.
5. jalur PMDK dinyatakan lulus tanpa mengikuti Tes Tulis / Akademik namun namun tetap harus mengikuti Tes kesehatan.
6. Tinggi badan minimal.
    - Untuk wanita 150 cm ( DIII kebidanan, S1 keperawatan )
    - Untuk laki-laki 155 cm



Kamis, 26 April 2012

KESEHATAN REPRODUKSI


Problem Kesehatan Reproduksi Remaja
Terdapat indikasi pada remaja - baik di perkotaan maupun perdesaan - yang menunjukkan meningkatnya perilaku seks pra-nikah. Namun, menarik dipertanyakan adalah apakah mereka memahami resiko-resiko seksual yang menyertainya? Berdasarkan studi di 3 kota Jawa Barat (2009), perempuan remaja lebih takut pada resiko sosial (antara lain: takut kehilangan keperawanan/ virginitas, takut hamil di luar nikah karena jadi bahan gunjingan masyarakat) dibanding resiko seksual, khususnya menyangkut kesehatan reproduksi dan kesehatan seksualnya.
http://archive.k4health.org/sites/default/files/users/indonesia_rhtoolkit/Program2_Kespro_Remaja/program%20pelatihan%20remaja.jpgPadahal kelompok usia remaja merupakan usia yang paling rentan terinfeksi HIV/AIDs dan Penyakit Menular Seksual (PMS) lainnya. Bahkan, dalam jangka waktu tertentu, ketika perempuan remaja menjadi ibu hamil, maka kehamilannya dapat mengancam kelangsungan hidup janin/bayinya.  

Pada dasarnya, kerentanan perempuan, bukan hanya karena faktor biologisnya, namun juga secara sosial dan kultural kurang berdaya untuk menyuarakan kepentingan/haknya pada pasangan seksualnya demi keamanan, kenyamanan, dan kesehatan dirinya. Kepasifan dan ketergantungan sebagai karakter feminin yang dilekatkan pada perempuan juga melatari kerentanan tersebut. Faktor ekonomi juga mengkondisikan kerentanan perempuan.  
Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengkompilasi, masalah kesehatan reproduksi remaja yang telrjadi di seluruh dunia, yang dapat menjadi bahan pembanding untuk masalah yang sama di Indonesia, atau asumsi kejadian di Indonesia bila belum tersedia datanya.

Indikator-indikator untuk masalah kesehatan reproduksi dipresentasikan pada bagian ini. Informasi mengenai masalah kesehatan reproduksi, selain penting diketahui oleh para pemberi pelayanan kesehatan, pembuat keputusan, juga penting untuk para pendidikan dan penyelenggara program bagi remaja, agar dapat membantu menurunkan masalah kesehatan reproduksi remaja.






Di Indonesia Kualitas Kesehatan Reproduksi Masih Rendah

Di Indonesia Kualitas Kesehatan Reproduksi Masih Rendah
Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah, Noordjannah Djohantini, membuka kegiatan Pelatihan Motivator Kesehatan Reproduksi yang digelar oleh Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sulsel di Gedung Serbaguna Aisyiyah Sulsel Jl Jend M Yusuf, Rabu (14/12/2011).
Noordjannah menjelaskan, angka kematian Ibu melahirkan di Indonesia masih tergolong cukup tinggi yaitu 228 versi Pemerintah dan 407 per 100.000 kelahiran versi laporan lembaga independen dunia. “Tingginya angka kematian Ibu tersebut menunjukkan rendahnya kualitas kesehatan reproduksi di Indonesia,” ujar Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini.
Noordjannah menambahkan bahwa keprihatinan itulah yang membuat Aisyiyah menyelenggarakan training motivator kesehatan reproduksi, sebagai bentuk pengamalan spirit Al-Ma’un yang merupakan ruh kelahiran Aisyiyah. “Ilmu Amaliah dan amal-ilmiah itulah etos persyarikatan Muhammadiyah,” katanya.
Ia mengatakan, Aisyiyah sejak awal berdirinya mempunyai komitmen terhadap berbagai masalah yang berkaitan dengan peningkatan derajat kesehatan reproduksi perempuan. “Misalnya selama ini kami telah menginisiasi kehadiran Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA), Rumah Sakit Bersalin, sampai perguruan tinggi kesehatan,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sulsel, Nurhayati Azis menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu program kepedulian terhadap dunia kesehatan yang digalakkan oleh Aisyiyah Sulsel, selain program Pemberantasan Tuberkulosis (TB).




Tips Menjaga Kesehatan Reproduksi

MONDAY, 27 FEBRUARY 2012

Total View : 1257 times


Keputihan, kanker serviks, kanker rahim, infeksi saluran reproduksi maupun infeksi menular sexual menjadi keluhan bagi banyak wanita. Merebaknya penyakit ini tak lepas dari ketidaktahuan dan ketidakpedulian masyarakat mengenai kesehatan reproduksi. Belum lagi masih ada saja orang yang sungkan untuk memeriksakan kesehatan reproduksi jika memiliki keluhan hanya karena malu. Padahal berbagai keluhan ini sampai timbulnya penyakit mematikan seperti kanker dapat dicegah dengan menjaga kesehatan reproduksi secara benar.
Banyak hal sederhana yang dapat Anda lakukan untuk menjaga kesehatan reproduksi, di antaranya adalah:
  1. Mencuci alat kelamin dengan benar.
  2. Setelah buang air, cucilah tangan dengan sabun atau larutan PK.
  3. Setelah buang air besar, siramkan air dari arah depan (kemaluan) ke belakang (anus) dan jangan sebaliknya.
  4. Hindari penggunaan sabun bersoda tinggi di wilayah vagina. Jika ingin menggunakan, sebaiknya gunakan sabun yang lunak (dengan pH 3,5).
  5. Hindari penggunaan cairan kimia pewangi/cairan khusus pembersih vagina karena akan mengganggu keseimbangan flora dalam vagina. Bila terlalu sering dipakai justru akan membunuh bakteri baik dalam vagina yang selanjutnya akan memicu timbulnya jamur. Akibatnya, muncul gatal-gatal atau keluhan di daerah organ intim.
  6. Keringkan wilayah vagina dengan handuk bersih, lembut dan kering. Jangan digosok-gosok.
  7. Gantilah celana dalam minimal dua kali sehari.
  8. Pilih celana dalam dari bahan katun yang mudah menyerap keringat.
  9. Hindari memakai celana jeans yang terlalu ketat di wilayah selangkangan.
  10. Di waktu haid, gantilah pembalut setiap kali terasa telah basah atau lebih dari 3 jam, dan cucilah vagina terlebih dahulu setiap kali akan mengganti pembalut. Pilihlah pembalut yang tidak mengandung gel, sebab gel dalam pembalut kebanyakan dapat menyebabkan iritasi dan timbulnya rasa gatal.
  11. Gantilah pembalut setiap habis buang air, meskipun tampak masih bersih ketika haid telah hampir selesai.
  12. Sebelum menggunakan toilet umum, siram dahulu (flushing) toilet dalam kondisi tertutup. Setelah selesai buang air, tutup dahulu tutup toilet baru disiram. Hindari menggunakan air yang berada di bak atau ember. Menurut penelitian, air yang tergenang di toilet umum mengandung 70% jamur candida albicans (penyebab keputiha dan rasa gatal pada vagina). Sedangkan air yang mengalir dari keran di toilet umum mengandung kurang lebih 10-20% jamur yang sama.
  13. Jangan pernah menyemprotkan minyak wangi ke dalam vagina.
  14. Pemakaian pantyliner tidak dianjurkan setiap hari. Pantyliner sebaiknya hanya digunakan pada saat keputihan banyak keluar, dan sebaiknya jangan memilih pantyliner yang berparfum karena dapat menimbulkan iritasi kulit. Daripada memakai pantyliner setiap hari, lebih baik membawa celana dalam untuk ganti.
Selain melakukan hal-hal tersebut di atas, kita juga dapat memantau kesehatan vagina dengan cara:
  1. Perhaikan cairan vagina; cairan vagina dihasilkan oleh setiap wanita, terutama yang telah mengalami menstruasi. Bentuk cairan ada yang kental dan ada yang cair. Bila cairan itu berwarna bening, cair, tidak beraroma dan tidak gatal, tandanya vagina dalam kondisi sehat. Namun bila cairan itu kental, berwarna kuning, hijau atau pekat dan beraroma tidak enak, besar kemungkinan vagina sedang mengalami infeksi.
  2. Lakukan pemeriksaan secara rutin; raba dan perhatikan vagina. Bila ada benjolan pada bagian-bagian tertentu, segera periksakan diri ke dokter. Bisa saja terjadi penyunbatan pada saluran disebabkan oleh infeksi. Perhatikan dengan menggunakan cermin, kelebihan berat tubuh dapat mempengaruhi warna pada vagina, demikian juga dengan usia. Semakin gemuk atau semakin meningkatnya usia, warnanya juga akan semakin gelap.
  3. Perhatikan saat membersihkan; membersihkan vagina memerlukan trik khusus agar kuman yang ada di bagian belakang dekat anus tidak berpindah ke bagian depan. Bersihkan vagina dari bagian depan ke belakang. Jangan melakukannya berulang-ulang karena tetap saja kuman dapat berpindah. Bila ingin mengulangnya, cuci tangan beberapa kali baru melakukannya sekali lagi. Demikian juga saat mengeringkannya. Lakukan dengan menggerakkan tangan dari bagian depan ke belakang dan bila ingin mengulanginya lagi, lipat kain pengeringnya agar tidak mengulang di tempat yang sama.
  4. Jangan obati sendiri; bila Anda mengalami gejala-gejala infeksi pada vagina, jangan langsung mengobati sendiri dengan membeli obat bebas di apotek. Anda lebih baik pergi dan periksa ke dokter agar mendapatkan diagnosa yang tepat. Jangan sembarangan mengkonsumsi obat tanpa petunjuk dokter bila tidak ingin mengalami efek samping yang justru merugikan diri sendiri.

Sumber : kesehatanreproduksi



Kesehatan Reproduksi Bangun Generasi Bermutu
Kesehatan Reproduksi Bangun Generasi Bermutu
Chistoffel

Oleh: Fahrin Malau. Kesehatan reproduksi sampai saat ini belum dilihat sebagai persoalan yang perlu mendapatkan perhatian serius. Penyimpangan seks yang berujung pada kehamilan tidak diinginkan, penularan penyakit kelamin, merupakan dampak. Dampak penyimpangan seks menimbulkan berbagai persoalan baik secara fisik maupun non fisik. Apa yang menjadi penyebab penyimpangan seks yang sampai sekarang terus terjadi? Berikut ini petikan wawancara dengan dokter Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Sumatera Utara Dr. Chistoffel L. Tobing, SpOG KFM.
Analisa: Remaja banyak yang kurang memperhatikan kesehatan reproduksi. Benarkah demikian?

Chistoffel: Darimana anda tahu kalau remaja banyak yang kurang memperhatikan kesehatan reproduksi. Di sekolah ada pelatihan untuk guru Biologi tentang kesehatan reproduksi. Beberapa sudah memikirkan tentang pendidikan reproduksi. Dinas Kesehatan sudah tanggap. Tahun lalu, saya diminta membuat suatu pelatihan yang disponsori Pemko Medan di gedung Pramuka, selama tiga hari berturut-turut kepada para guru dan wakil siswa SMA di Medan. Pelatihan tersebut membicarakan kesehatan reproduksi. Saat ini para guru di sekolah, umumnya SMA sudah komit untuk memberikan pendidikan kesehatan reproduksi. Masalahnya bagaimana di rumah. Apakah orangtua juga peduli dengan kesehatan reproduksi. Contohnya apakah anak perempuan sebelumnya orangtua sudah menjelaskan kalau anak bakal mendapat haid.

Analisa: Jadi dokter masih menilai orangtua masih tabu untuk membicarakan persoalan kesehatan reproduksi dan seks

Chistoffel: Mungkin masa kita betul. Sekarang orangtua lebih peduli. Informasi mengenai kesehatan reproduksi dan seks sudah banyak, seperti di majalah yang membahas dengan gamblang. Saya pembicara kesehatan reproduksi dan seks di beberapa radio seperti Most FM, Live FM. Sonya FM. Dialog di radio mendapat respon yang cukup banyak melalui telepon atau pesan singkat. Terlalu dini kita menyimpulkan remaja tidak tahu kesehatan reproduksi. Seperti saya katakana tadi beberapa sekolah sudah peduli masalah kesehatan reproduksi dan pendidikan seks. Sebut saja di SMA 1 Medan, SMA Harapan Medan, SMA Imanuel Medan dan beberapa sekolah lainnya. Sekolah sudah perduli. Kalau kenyataannya penyimpangan kesehatan reproduksi dan sek masih terjadi, bukan karena ketidakpahaman. Sekarang kita bicara kehamilan di luar nikah sebagai indikator berapa persen dan dimana kita dapat datanya.

Analisa: Jadi apa penyebab dari masalah kesehatan reproduksi dan penyelewengan seksual

Chistoffel: Saya beri contoh di Amerika sekolah telah diberi penjelasan tentang kesehatan reproduksi dan seks. Setelah diberi penjelasan siswa melakukan praktek di kamar mandi. Jadi di setiap bangsa, suku berbeda. Sebetulnya persoalan paling besar jangan kita bicara dampak. Kita lihat penyebab. Sekarang kehamilan di luar nikah atau tidak diinginkan masih belum jelas berapa angkanya. Ada tren peningkatan angka kehamilan di luar nikah atau tidak diinginkan dikalangan remaja karena penyimpangan seks. Pencetusnya dimana. Ada di pemberitaan pers, peredaran VCD porno lantas mereka praktekkan. Dengan melihat film porno menyebabkan mereka terangsang. Pertanyaan apakah peredaran VCD porno dapat direm peredarannya. Sebelum anak mengalami haid untuk perempuan dan mimpi basah untuk laki-laki, sudah dijelaskan kalau mereka bakal mengalami haid dan mimpi basah. Bila mereka sudah haid dan mimpi basah, berarti masuk masa pubertas. Artinya mereka sudah dapat menghamili dan dihamili. Sebagai orangtua informasi tersebut wajib disampaikan.

Analisa: Bagaimana dengan masyarakat pinggiran yang jauh dari informasi pengetahuan kesehatan reproduksi dan seks-nya?

Chistoffel: Pertanyaan bagaimana sosial ekomoni mereka. Jangankan untuk memikirkan persoalan reproduksi dan seks, untuk memikirkan kehidupan sehari-hari seperti makan saja sudah sulit. Jadi bagaimana memikirkan persoalan ini. Masalahnya apakah penyalahan seks berbanding lurus dengan sosial ekonomi. Belum tentu. Bila moral pendidikan bagus, bisa mempengaruhi. Contoh. Selama 10 tahun saya melakukan survey mengenai penyalahan seks. Pekerjaan seks pagi-pagi senang melayani anak SMA melakukan hubungan seks, cukup membayar Rp. 50.000,- bahkan Rp. 25.000,-. Ada kelompok mahasiswa belum berpengalaman mencari tahu, bagaimana rasanya melakukan hubungan seks dengan lawan jenis. Sangat menyedihkan. Jadi saya tidak cepat mengklim ketidaktahuan remaja masalah reproduksi, sehingga anak remaja cenderung melanggar.

Analisa: Jadi banyak faktor?

Chistoffel: Iya. Contoh kasus masalah geng motor. Apakah hanya ngebut-ngebut di jalan dan siapa yang jamin tidak melakukan mendekatkan narkoba, seks bebas. Begitu juga di tempat PUB siapa yang datang. Bisakah PUB memastikan yang datang diatas 18 tahun. Pernahkan KTP di cek. Siapa yang jamin PUB tidak tempat transaksi narkoba dan seks bebas.

Analisa: Informasi reproduksi lebih gencar akan dapat memberikan penyelesaian?

Chistoffel: Kamu bisa kasih informasi bagus tentang reproduksi dan seks. Bagaimana si penerima dan sarannya. Kamu tadi bilang orang segan bicara seksual. Padahal tidak zamannya lagi orang tabu untuk bicara masalah penyimpangan seks. Perlu diingat informasi penyampaian masalah reproduksi dan sek adalah di rumah yakni orangtua. Ibu yang bicara untuk anak perempuan dan bapak yang bicara dengan anak laki-laki. Anak yang mulai pubertas, harus diberi penjelasan. Sebelum terjadi haid dan mimpi basah, harus dijelaskan alat reproduksinya sudah berfungsi dapat menghamili dan dihamili. Sederhana saja, ketika anak bertanya kepada ibu, adek datang dari mana, orangtua masih ada yang mengatakan dijemput dari rumah sakit. Jadi tetap ketidakbecusan masalah kesehatan reproduksi, seks, pendidikan di rumah belum semuanya komit. Pendidikan agama harus tegas bahwa seks di luar nikah, dosa. Kalau di keluarga sudah beres sudah punya tanggungjawab dari agama, pendidikan sudah beres. Masalah pendidikan reproduksi adalah di rumah yang kedua baru di sekolah dan sebagainya. Tidak secara inflisit masuk kurikulum yakni di pelajaran Biologi. Harus pendidikan seks masuk pada akhlak, moralitas. Artinya budipekerti apa ada diajarkan di sekolah. Kalau remaja berpakaian singkat atau mini, nampak aurat, siapa yang berani mengatakan bahwa pakaian singkat akan memancing seksualitas lawan jenis dan kemungkinan akan mengalami kekerasan seksualitas.

Analisa: Kehamilan pada usia mudah berapa besar terjadi.

Chistoffel: Kalau haidnya sudah tertaur sudah layak hamil. Masalah organis belum matang dapat beresiko. Terus terang, persalinan remaja lebih cenderung dilakukan operasi daripada persalinan normal. Masalahnya bukan di fisik, di psikologis juga mempengaruhi apakah sudah siap atau tidak. Itu persoalan.

Analisa: Dilihat persentase berapa banyak mereka yang tidak tahu tentang kesehatan reproduksi dan seks

Chistoffel: Beberapa mereka juga punya cara lain. Contohnya, hasil karya ilmiah yang dilakukan mahasiswa saya di Diploma IV Kebidan USU. Beberapa penelitian mencakup tentang haid, keputihan, penyakit menular seksual. Rata-rata dari persentase yang mereka teliti memiliki pengetahuan di atas 60 persen memahami. Orangtua proaktif. Salah satu pertanyaa apakah sebelum haid sudah diberitahu yang menjawab iya sebanyak 60 persen.

Penelitian tahun 2006 yang dilakukan di lima kota di Indonesia ada 6 persen sampai 12 persen remaja yang berpacaran sudah punya pengalaman berhubungan seks. 15 persen anak SMA mengaku sudah melakukan hubungan seks apakah sama pacar atau PSK. 6 persen – 12% anak-anak SMA sudah menempatkan masa berpacaran melakukan hubungan seks. Diteliti lagi, berapa besar kesadaran kehamilan mereka melakukan hubungan seks? Ternyata ada 6 persen. Lebih dari 50 persen sudah melakukan alat alat kontrasepsi. Berdasarkan penelitian ini berarti sudah mempunyai pengetahuan dengan takut hamil. Melakukan hubungan seks dengan memakai alat kontrasepsi itu sehat. Sebaliknya melakukan seks di luar nikah itu tidak sehat. Pengetahuan dibuat untuk menikmati. Apakah ini bisa untuk mencegah hubungan seks. Itulah pendidikan seks secara tegas dimasukkan dalam pendidikan. Jangan ragu-ragu. Mengapa kita tidak berani mengatakan hubungan seks di luar nikah berdosa dan dapat tertular penyakit kelamin. Coba kita lihat program dari pencegahan HIV/AIDS. Jangan lakukan hubungan seks, setiap dengan pasangan atau bila keduanya tidak lagi dilakukan hubungan seks dengan memakai kondom. Dari sisi resiko HIV/AIDS melakukan seks dengan kondom tujuan dapat tercapai. Tapi tidak mencegah penyagunaan seksual. Masih dari penelitian, 3 dari 4 suami di Jakarta melakukan selingkuh. 3 dari 4 PNS yang kerja di luar kota melakukan selingkuh. Jangan bicara remaja, mereka yang sudah menikah juga melakukan penyimpangan seks. Saya katakan kekuatan ada di rumah. Bagaimana orangtua lebih komunikatif dengan anak.

Membangun generasi yang bagus harus ditata dengan baik. Orang hamil dengan waktu yang tepat, cara yang tepat dilandasi hukum yang jelas, hasilnya akan bagus. Pertanyaan apakah setiap ibu siap untuk hamil. Jawabnya tidak. Buktinya tidak semua orang melakukan persiapan hamil secara baik. Pernahkan sebelum hamil terlebih dahulu di cek kesehatan.
Baca Juga Artikel Berita Terkait
Minggu, 08 Apr 2012 00:01 WIB
Sabtu, 07 Apr 2012 01:02 WIB
Sabtu, 07 Apr 2012 00:05 WIB
Senin, 02 Apr 2012 01:06 WIB
Senin, 02 Apr 2012 01:05 WIB
Kamis, 29 Mar 2012 16:37 WIB

HOME   |   Tentang Kami   |   Pasang Iklan   |   Aturan   |   Index Berita   |   Hubungi Kami



http://www.analisadaily.com/images/spacer.gifhttp://www.analisadaily.com/images/spacer.gifhttp://www.analisadaily.com/images/spacer.gif